Ciletuh Palabuhanratu Terima Sertifikat Revalidasi Status UNESCO Global Geopark


BUPATI Sukabumi Marwan Hamami memperlihatkan sertifikat revalidasi status CPUGGp. Foto: Istimewa

PALABUHANRATU ONLINE –  – Global Geopark Network menganugerahi sertifikat revalidasi status Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) kepada Kabupaten Sukabumi. Sertifikat diterima Bupati Sukabumi Marwan Hamami bersama ratusan delegasi UNESCO Global Geopark dari 48 negara di Marrakes, Maroko, Sabtu, 9 September 2023.

Penerimaan sertifikat revalidasi CPUGGp pada acara ‘UNESCO Global Geopark Developing Communities’ itu bersamaan dengan momentum Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (HJKS) ke-153. Ciletuh Palabuhanratu bisa mempertahankan status UNESCO Global Geopark berkat kerja keras para pemangku kebijakan dan masyarakat Kabupaten Sukabumi.

“Sekarang Ciletuh Palabuhanratu masuk jejaring geopark dunia. Kita patut bersyukur dapat mempertahankan status UNESCO Global Geopark. Penerimaan sertifikat revalidasi CPUGGp ini merupakan kado untuk Kabupaten Sukabumi yang sedang berulang tahun ke-153,” ujar Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Selasa, 12 September 2023

Selain menerima sertifikat, Kabupaten Sukabumi juga menjalin kerja sama dengan Mgoun UNESCO Global Geopark terkait pengembangan CPUGGp yang berkelanjutan. Sejumlah negara tertarik dengan Kabupaten Sukabumi lantaran memiliki kawasan geopark yang cukup fenomenal dan artistik.

“UNESCO Global Geopark merekomendasikan Ciletuh Palabuhanratu kini mendunia. Kita akan bersaing dengan 48 negara yang memiliki warisan peradaban dunia. Ini menjadi spirit kita untuk menjaring wisatawan mancanegara sebanyak-banyaknya agar berdatangan ke Kabupaten Sukabumi,” jelasnya.

Marwan menyebut, perhelatan level dunia dua tahunan itu memaparkan kondisi geopark di seluruh dunia yang sudah diakui UNESCO. Warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya yang terdapat di Kabupaten Sukabumi salah satunya mendapat pengakuan dan lolos revalidasi sebagai jejaring geopark dunia.

“Geopark di Kabupaten Sukabumi kita kembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal. Keanekaragaman geologi, hayati, dan budaya menjadi satu kesatuan di kawasan CPUGGp,” tandasnya.

Reporter:  Enda
Editor:  Bardal

Peserta Tour de’Sejarah Sukabumi Susuri Tempat Bersejarah Masa Peninggalan Kolonial Belanda


PARA peserta sedang mendengarkan paparan dari panitia tour de’sejarah Sukabumi.

PALABUHANRATU ONLINE – Sebanyak 35 orang peserta dari sembilan SMA di Kabupaten Sukabumi mengikuti kegiatan tour de’sejarah Sukabumi yang mengusung tema sejarah perkebunan industri masa kolonial Belanda. Kegiatan tour de’sejarah merupakan rangkaian memperingati Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (HJKS) ke-153.PARA peserta sedang mendengarkan paparan dari panitia tour de’sejarah Sukabumi. Foto: Anugrah/Magnet Indonesia

Peserta diberangkatkan di titik nol kilometer Alun-alun Palabuhanratu, kemudian beranjak menyusuri beberapa lokasi di antaranya Jembatan Kuning Bagbagan, perkebunan Cibungur, PLTA Ubrug Warungkiara, perkebunan Sukamaju, dan berakhir di pabrik karet Gutta Percha Tjipetir, Kecamatan Cikidang.

Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Jujun Junaedi, mewakili Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, melepas peserta tour de’sejarah di Alun-alun Palabuhanratu, Rabu, 6 Agustus 2023. Menurut Jujun, Kabupaten Sukabumi memiliki banyak tempat bersejarah peninggalan Belanda yang harus dikenalkan kepada generasi muda, terutama pelajar.

“Tempat bersejarah di Kabupaten Sukabumi penting untuk diketahui oleh setiap orang. Tour de’sejarah salah satu upaya memperkenalkan lokasi yang memiliki nilai sejarah kepada generasi muda,” kata Jujun.

Dia mengatakan, pengenalan tempat bersejarah akan banyak manfaat yang didapat, terutama meresapi peristiwa di masa lalu dalam pengembangan suatu kawasan. Melalui tour de’sejarah, para peserta dari pelajar SMA ini bisa melihat secara langsung tempat-tempat yang bernilai historis.

“Pengetahuan mereka (generasi muda) tentang sejarah Kabupaten Sukabumi tempo dulu dengan sendirinya akan tumbuh. Ambil sisi positif dan kemanfaatan dari kegiatan tour de’sejarah ini,” pintanya.

Di tempat sama, Sekretaris Disbudpora Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani, menjelaskan, tour de’sejarah bertujuan menambah ilmu pengetahuan terkait kesuksesan perkebunan industri masa kolonial. Kala itu, sejarah perkebunan di Indonesia erat kaitannya dengan sistem pemerintahan kolonial pada masa VOC sampai berakhirnya masa pemerintahan Hindia Belanda.

“Kebijakan-kebijakan yang diterapkan kolonial turut memberi warna dalam sejarah perkebunan di Indonesia. Termasuk di Kabupaten Sukabumi banyak perkebunan peninggalan Belanda. Peserta tour de’sejarah bisa melihat dan menyimak tempat-tempat peninggalan Belanda saat dilewati nanti,” tandasnya.

  • Reporter | Enda
  • Editor | Budi Genda